Keluarga Penderita Hidrosefalus Terancam Jadi Glandangan

Baca Juga

BERBARING: Siti Masiroh, penderita Hidrocephalus Warga Dusun Wotrangkul Rt 4/Rw 1, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora saat tiduran di rumahnya kemarin.
Siti Masiroh, penderita Hidrocephalus Warga Dusun Wotrangkul Rt 4/Rw 1, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora dan keluarga terancam tak memiliki tempat tinggal. Pasalnya rumah yang saat ini ditinggali sudah terjual seharga Rp 14.500. 000,- Uang tersebut untuk membayar kelahiran enam bulan silam.


Rumah Terjual untuk biaya persalinan

Rumah yang sudah terjual untuk biaya persalinan 6 bulan lalu
Banjarejo, Transblora.co — Dua bulan lagi, rumah tersebut akan diambil sang pembeli. Untuk itu, saat ini dia bersama keluarga masih bingung akan tinggal kemana nantinya. Padahal sang anak, Siti Masiroh, balita yang baru 6 bulan (Penderita Hidrosefalus) dengan kepala membesar masih belum bisa dirujuk. Sebab masih menunggu Kartu Indonesia Sehat (KIS) jadi terlebih dahulu. 

“Belum ada mas(KIS). Kalau Akte dan KK ada,” terang Darsi (orang tua Siti Masiroh) kemarin.

Dia menambahkan, beberapa waktu lalu memang ada yang datang menjenguk. Yaitu dari Dinas DKK dan Dari Dinas Sosial. “Bilangnya mau bantu. Segera buatkan KIS. Sampai sekarang belum ada kabarnya,” imbuhnya.

Saat ini dia juga bingung. Pertama rumah sudah dijual dan sebentar lagi diambil pembeli. Kedua adalah kondisi sang anak yang perlu penanganan medis. 

“Katanya biayanya mahal. Siapa yang kuat. Kemarin waktu lahiran saja harus jual rumah. Sekarang sudah tidak ada yang dijual lagi. Ya pasrah mas,” keluhnya.

Dia mengaku, hingga saat ini pihaknya juga belum pernah mendapat bantuan pemerintah. Baik BPNT, PKH dan lainnya. 

“Saya juga tidak tau mas kenapa saya tidak dapat. Kondisi kami juga seperti ini,” imbuhnya.  

Darsi berharap, ada keajaiban bagi anaknya. Asalkan bisa sembuh dia sudah bersyukur. Lebih-lebih ada dermawan atau uluran tangan pemerintah untuk bisa membantu keuangan keluarganya. 

“Yang penting anak saya mas. Bisa sembuh sudah bersyukur. Soal makan tidak kami pikir. Ada nasi dimakan nasi, ada air diminum air. Seadanya saja,” terangnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Lilik Hernanto mengaku, Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang ditunggu-tunggu memang belum jadi. Sehingga belum  bisa dirujuk ke Semarang.

 “Belum mas, nanti kalau sudha jadi tak kabari,” terangnya.

Sebelumnya, Lilik Hernanto menerangkan, karena belum memiliki KIS, sehingga tidak berani merujuk secara langsung. Sebab biaya untuk perobatan juga mahal. Menurutnya, Siti Masiroh memang menderita Hidrosefalus. Yaitu kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi yang membesar secara tidak normal akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak.(*/moe/01)
15.7.19
Label:

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

{facebook#https://web.facebook.com/transblora.co/} {twitter#https://twitter.com/transblora} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCSl1zrsSFPYXFQoaDpC7xZw/featured?disable_polymer=1} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget