BLORA, transblora.co - Menyikapi pulangnya 16 pasien Covid-19 yang dijemput keluarganya dari tempat isolasi Klinik Bakti Padma, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Senin (16/6/2020) kemarin, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora pada Selasa (17/6/2020) melakukan klarifikasi.
Plt.
Kepala Dinas Kesehatan sekaligus juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan
Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora ini mengatakan bahwa sebenarnya
pemulangan 16 pasien Covid-19 dari Klinik Bakti Padma pada Senin (16/6/2020)
kemarin didasarkan pada kesepakatan bersama antara tim medis dengan keluarga
pasien.
“Upaya penjemputan ini sebenarnya bukan kali ini saja. Sudah dua kali terjadi.
Memang rasa jenuh itu ada, apalagi sudah sebulan lebih diisolasi namun hasil
swabnya masih tetap positif. Ada yang masuk sejak 4 Mei hingga sekarang. Sehingga
mereka bosan dan ingin pulang,” ucap Lilik Hernanto.
Pihaknya menyampaikan bahwa ke 16 pasien Covid-19 dari klaster Temboro ini
tidak memiliki gejala klinis, badannya sehat bugar, dalam artian merupakan
pasien OTG (Orang Tanpa Gejala). Sehingga berdasarkan SOP penanganan Covid-19,
OTG bisa atau diperbolehkan melaksanakan isolasi diri secara mandiri di rumah
dengan sejumlah persyaratan ketat.
“Pihak
keluarga sudah bersepakat menandatangani surat pernyataan untuk bersedia
merawat dan melakukan isolasi mandiri di rumah secara ketat agar tidak keluar
kemana mana. Kita dari Dinas Kesehatan juga tidak akan melepas begitu saja,
begitu di rumah, akan terus dikontrol oleh Puskesmas terdekat,” ungkap Lilik
Hernanto.
Menurut Lilik Hernanto, pasien Covid-19 yang harus dirawat di rumah sakit atau
klinik itu adalah pasien yang memiliki gejala klinis berat seperti sesak nafas,
demam tinggi serta memiliki penyakit penyerta.
“Meskipun PDP, jika itu PDP ringan, juga boleh isolasi mandiri di rumah dengan
pengawasan ketat. Kita tahu dan perlu dicatat, saat ini ada 6 pasien yang sudah
sembuh, empat diantaranya menjalani isolasi diri mandiri di rumahnya. Kita
optimis saja, semoga 16 pasien klaster Temboro ini juga akan sembuh. Semoga
dengan isolasi di rumah psikisnya lebih terkontrol dan fresh sehingga imunitas
tubuhnya membaik untuk melawan virus dalam tubuhnya,” tambah Lilik Hernanto.
Selama menjalani isolasi mandiri di rumah, pihaknya memastikan petugas
Puskesmas terdekat akan tetap melakukan pengambilan swab dalam jangka waktu
lima hari sekali guna mengetahui perkembangan proses penyembuhan pasien.
“Swab akan tetap terus dilakukan. Kalau belum dua kali negative swab, belum
bisa dikatakan sembuh secara laboratoris. Kemarin saat pulang juga sudah kita
bawakan vitamin dan obat-obatan,” sambungnya.
Enambelas pasien Covid-19 klaster Temboro yang kemarin pulang itu, menurut Lilik Hernanto berasal dari Kecamatan Kradenan, Kecamatan Jati, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Kunduran dan Kecamatan Todanan.
BLORA, transblora.co -
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP)
Covid-19 Kabupaten Blora pada Senin siang (15/6/2020) kembali menyampaikan
update perkembangan persebaran virus Corona. Kali ini update disampaikan oleh
Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, dr. Nugroho Adiwarso, Sp.OG, bersama
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blora, H. Suhadi, S.Ag,
M.Si.
Bertempat
di Posko GTPP Covid-19 Kabupaten Blora, dr. Nugroho Adiwarso, Sp.OG mengatakan
bahwa hingga hari ini data kasus Covid-19 masih stagnan, dalam artian masih
sama dengan kemarin.
“Untuk kasus positif Covid-19 masih sama ada 30, dengan rincian 22 dirawat, 5
sembuh, dan 3 meninggal. Sedangkan rapid-test reaktif ada 115, PDP ada 7 yang
diawasi, ODP ada 36, dan OTG 124. Data sebarannya bisa dilihat di website
corona.blorakab.go.id. Semoga yang PDP dan OPD segera sembuh, sedangkan
rapid-test reaktif dan OTG hasilnya negative, aamiin,” ucap dr. Nugroho.
Sementara itu, untuk RSUD dr. R. Soetijono sendiri menurutnya masih merawat 2
pasien di ruang isolasi. Sedangkan di Klinik Bakti Padma masih ada 17 yang
dirawat.
“17 Pasien di Klinik Bakti Padma ini semuanya terkonfirmasi positif Covid-19
yang didominasi kluster Temboro sebanyak 16 orang dan sisanya satu orang dari
kluster Perumda. Semoga segera sembuh. Kami mohon agar seluruh pasien ini
diberikan dukungan dan disupport, begitu juga bagi yang sudah sembuh.
Perlakukan dengan baik selayaknya orang sehat, dengan tetap memberlakukan
protokol kesehatan,” ungkap dr. Nugroho.
“Yang masih dirawat, terus bersabar dan jangan stress. Kami merawat di Klinik
Bakti Padma bukan karena ada alasan tertentu, murni karena kesehatan. Jika
nanti hasil swab nya negative dua kali berturut turut maka akan dipulangkan,”
tambahnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Blora, H. Suhadi, S.Ag, M.Si, menyampaikan
beberapa kebijakan yang dilaksanakan oleh Kemenag di tengah pandemic Covid-19
jelang penerapan tata kehidupan baru (new normal).
“Berdasarkan SE Menteri Agama nomor 15 Tahun 2020 yang mengatur bahwa rumah ibadah yang berada di lingkungan aman dari Covid-19 diperbolehkan mengadakan ibadah keagamaan secara berjamaah atau kolektif dengan melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Suhadi.
Rumah
ibadah yang aman dari Covid-19 ini menurutnya bisa dibuktikan dengan surat
keterangan aman dari Ketua Gugus Tugas sesuai dengan tingkatan rumah ibadah
tersebut. Agar masyarakat bisa melaksanakan ibadah dengan aman dan nyaman.
“Pengurus rumah ibadah bisa mengajukan permohonan surat keterangan aman dari
Covid-19 kepada Ketua Gugus Tugas Covid-19 sesuai dengan tingkatan rumah
ibadahnya,” kata lanjutnya.
Kemudian untuk bidang pendidikan yang ada di lingkup Kementerian Agama
(Kemenag), pihaknya menyampaikan bahwa untuk madrasah dari jenjang RA, MI, MTs,
dan MA kegiatan KBM dan penilaian akhir tahun tetap dilaksanakan secara daring.
Sedangkan pada saat ini hingga 20 Juni nanti semua guru tetap melaksanakan
kegiatan tugas dinas dari rumah dengan memanfaatkan TIK.
“Pada tanggal 13 Juli nanti mulai tahun pelajaran baru, kita tunggu perkembangan
selanjutnya. Adapun untuk Madin dan TPQ yang seharusnya sudah masuk pasca
lebaran, sambil menunggu kebijakan selanjutnya agar bisa dilaksanakan secara
daring,” jelas Suhadi.
Begitu
juga untuk para santri Pondok Pesantres yang juga harus kembali pasca lebaran,
sambil menunggu kebijakan selanjutnya maka santri yang akan kembali ke Pondok
Pesantren bisa melakukan pemeriksaan kesehatan.
“Kami mohon kerjasamanya dengan Puskesmas agar bersedia memeriksa kesehatan
santri dan memberikan surat keterangan sehat agar bisa dijadikan dasar Pondok
Pesantren dalam menerima santri tersebut,” tambah Suhadi.
Selanjutnya, Suhadi menjelaskan bahwa layanan Nikah dan Rujuk tetap dibuka
setiap hari. Pendaftaran nikah dan rujuk bisa dilakukan datang langsung,
melalui online, email, atau telpon.
“Layanan
dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan. Akhad Nikah dilakukan di KUA dan
boleh di luar KUA. Peserta dibatasi sebanyak-banyaknya 10 orang. Sedangkan yang
diluar KUA baik di masjid atau gedung, bisa diikuti oleh maksimal 20 persen
dari kapasitas ruangan dan tidak boleh lebih dari 30 orang,” tegasnya.
Guna mengendalikan layanan protokol kesehatan pada saat akhad nikah di luar KUA,
pihaknya mendorong Kepala KUA dapat berkoordinasi dengan pihak terkait,
khususnya dari pihak keamanan.
“Jika ada pelanggaran protokol kesehatan, maka penghulu atau kepala KUA wajib
menolak pelayanan nikah dan rujuk. Kepala KUA bisa berkoordinasi tentang
tatanan normal baru pelayanan nikah dengan ketua gugus tugas Kecamatan dan bisa
dilakukan evaluasi,” terangnya.
Terakhir,
Kepala Kemanag menjelaskan kebijakan tentang layanan haji dan umroh. Sesuai
Peraturan Menteri Agama nomor 494 Tahun 2020 tanggal 2 Juni 2020 tentang
Pembatalan Keberangkatan Jamaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji 1441
H/2020 M maka disampaikan bahwa jumlah jamaah calon haji asal Blora yang telah
melunasi biaya tahun penyelenggaraan 1441 H sebanyak 617 orang.
“Jamaah calon haji yang telah melunasi biaya tahun ini menjadi jamaah calon
haji yang akan berangkat pada penyelenggaraan tahun 1442 H atau 2021 M (tahun
depan). Setoran pelunasan biaya perjalanan haji pada penyelenggaraan tahun ini
akan disimpan dan dikelola secara terpisah oleh Badan Pengelola Keuangan Haji
(BPKH),” kata Suhadi.
Nilai
manfaat hasil pengelolaan setoran pelunasan biaya perjalanan ibadah haji
sebagaimana dimaksud tersebut, menurutnya akan diberikan penuh oleh BPKH kepada
semua jamaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji 1441 H / 2020 M paling
lambat 30 hari sebelum pemberangkatan kloter pertama pada pemberangkatan haji
tahun depan, 1442 H / 2021 M.
“Semua passport jamaah calon haji, passport semua petugas haji daerah, dan
pembimbing dari unsur KBIHU tahun 1441 H / 2020 M tahun ini, akan dikembalikan
ke pemilik masing-masing. Informasi selengkapnya bisa menghubungi petugas
pelayanan seksi haji Kantor Kemenag Kabupaten Blora saat jam kerja,”
pungkasnya. Moe/Red
Dengan didampingi Kepala Dinsos P3A, dan Kasi Penunjang Medis RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, Kapten Inf. Andi Mulkan mengatakan bahwa hingga siang hari ini, perkembangan terbaru pandemic Covid-19 di Blora untuk OTG ada 124 orang, OPD 35 orang, PDP ada 4 orang, serta rapid-test reaktif 112 orang.
“Sedangkan untuk kasus positif Covid-19 masih sama sejak dua pekan lalu, tidak ada penambahan yang artinya Blora sudah landai. Yakni total 30 kasus, rinciannya 5 sembuh, 3 meninggal dan 22 masih dirawat,” ucap Kapten Inf. Andi Mulkan.
Menurutnya bukan berarti pandemic Covid-19 mulai reda, namun tetap waspada terlebih dengan mulai diberlakukannya kebijakan normal baru dari Pemerintah.
“Sesuai indikator dari Kemendagri, saat ini Blora masih zona kuning. Masjid dan tempat ibadah lainnya sudah bisa dibuka dengan protokol kesehatan, begitu juga untuk pasar, swalayan, dan sarana olahraga. Termasuk rencananya 16 Juni nanti Pasar Hewan (Pasar Pon) mulai dibuka kembali dengan mengikuti protokol kesehatan,” terang Kapten Inf. Andi Mulkan.
“Kita
berharap semoga Covid-19 ini bisa segera hilang agar kita semua bisa kembali
beraktifitas seperti semula. Kami minta agar masyarakat terus aktif memutus
mata rantai penyebaran Covid-19 dengan patuh melaksanakan protokol kesehatan,”
pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos P3A Kabupaten Blora, Dra. Indah Purwaningsih, M.Si
menyampaikan upaya penanggulangan dampak ekonomi pandemic Covid-19 melalui
program jaring pengaman sosial (JPS) atau bantuan sosial.
“Perlu kami sampaikan bahwa bantuan dari pusat adalah Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kemensos RI yang penyaluran tahap I melalui Kantor Pos sudah selesai dilakukan, dan saat ini sedang disalurkan BST tahap II dengan total sasaran 9233 KPM. Diharapkan minggu ketiga Juni bisa selesai,” ungkap Dra. Indah Purwaningsih, M.Si.
Selanjutnya
ada Bansos Sembako Perluasan melalui BRI dengan total sasaran 33.057 KPM, yang
saat ini sedang dilakukan pembagian Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS). Dimana
KKS yang dibagikan ini sebagian besar sudah di top-up dengan saldo Rp 400 ribu.
“Maka jika e-Warong dari BRI yangs udah ditunjuak sudah siap dengan sembako
yang ada, maka KPM sudah bisa melakukan transaksi,” sambung Drs. Indah
Purwaningsih, M.Si.
Yang
kedua menurutnya adalah bantuan JPS dari Pemprov Jawa Tengah. Dimana tahap I
sudah dilakukan mulai 10 Juni 2020 dengan sasaran tahap pertama ada 6.266 KPM
dalam bentuk sembako senilai Rp 200 ribu, jangka waktu 3 bulan melalui Kantor
Pos.
“Kemudian Jaring Pengaman Sosial (JPS) dari Pemkab Blora, yang penyaluran JPS bansosnya
untuk tahap I sudah dilakukan kepada 15.767 KPM. Selanjutnya JPS Kabupaten
Blora yang diperuntukkan kepada perantau berdasarkan data dari Komunitas
Perantau Blora (Kopra) rencananya akan disalurkan mulai minggu depan melalui
Kantor Pos kepada 755 perantau,” terang Dra. Indah Purwaningsih, M.Si
Terakhir,
Kasi Penunjang Medis RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, Sutejo Haryanto, S.Kep, Ners,
menambahkan bahwa di rumah sakitnya sejak bulan Maret hingga saat ini, untuk
Maret-April merawat 24 orang, Mei ada 16 orang, Juni ini ada 10 orang.
“Adapun saat ini yang masih dirawat di ruang isolasi Flamboyan ada 3, dengan
kondisi 1 pasien terkonfirmasi positif Covid-19, dan dua lainnya adalah PDP,”
ucapnya.
Menurutnya, RSUD dr. R. Soeprapto Cepu juga telah menyiapkan ruangan khusus untuk melakukan penanganan pada pasien PDP atau Covid-19, yakni menyediakan ruang isolasi untuk tindakan operasi. Begitu juga ruang isolasi untuk persalinan ibu hamil yang rapid test nya reaktif. Sekaligus menyiapkan kamar bayi khusus yang dilahirkan oleh ibu hamil yang berstatus PDP maupun reaktif rapid-test. Moe/Red
“Saat ini masih ada 22 yang dirawat, 5 sembuh, 3 meninggal, sehingga total masih 30 kasus Covid-19. Sedangkan rapid-test reaktif masih ada 109, banyak berkurang karena setelah diswab ternyata negative Covid-19. Kemudian PDP masih ada 3, ODP 35, dan OTG 123 orang,” ucap Sekda.
Sekda
pun meminta agar masyarakat terus disiplin menerapkan protokol kesehatan agar
persebarannya terus ditekan. Hal ini terbukti selama hampir 2 pekan belum ada
penambahan kasus.
“Kami ucapkan banyak terimakasih kepada para medis yang sudah banyak bergerak
dan banyak berperan dalam penanggulangan
Covid-19 ini. Pasalnya hingga kini hanya ada 2 kluster penyebaran di
Blora, semoga semuanya segera sembuh sehingga kasusnya bisa segera selesai,”
tambah Sekda.
Pihaknya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada jajaran TNI, Polri, dan relawan lainnya yang terus melaksanakan edukasi kepada masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Termasuk pada donatur hingga tingkat desa.
Hal
senada juga disampaikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Blora, Lilik Hernanto, SKM,
M.Kes, yang menyatakan bahwa hingga kini jumlah kasus di Blora selama dua pekan
terakhir masih tetap atau stagnan.
“Mari kita pertahankan dan kita selesaikan ini, agar Blora bisa kembali menjadi
zona hijau. Saat ini Blora secara nasional masih kuning karena dinilai berhasil
mengendalikan penularan sehingga tidak ada kasus baru. Sedangkan setelah
dievaluasi di Provinsi, kini Blora sedikit lagi menuju hijau,” ucap Lilik
Hernanto, SKM, M.Kes.
Kondisi
ini menurutnya perlu disyukuri dan Blora bisa menyiapkan tatanan normal baru.
“Persiapan normal baru bukan berarti virusnya sudah tidak ada. Namun tetap
waspada. Hampir 14 hari ini tidak ada penambahan kasus, tetapi kita tidak bisa
memastikan virus ini sampai kapan ada di sekitar kita. Kita harus terus memutus
transmisi virus dengan terus memantau para pendatang. Begitu juga OTG, ODP, PDP
terus kita pantau agar bisa dikendalikan,” terang Lilik Hernanto, SKM, M.Kes.
Pihaknya
menegaskan bahwa normal baru harus ketat melaksanakan protokol kesehatan.
Karena menurutnya Blora saat ini juga masih rentan, sehingga jangan sampai ada
ledakan kasus baru ketika new normal.
Sementara itu, Plt. Sekretaris Satpol PP, Djumadi, S.Sos menyampaikan bahwa
pihaknya terus melakukan patroli pengawasan kegiatan masyarakat di tempat umum.
Karena masih banyak dijumpai orang nongkrong berkerumun di fasilitas umum tanpa
memakai masker, seperti di Alun-alun, Jl.Pemuda, Kridosono dan lainnya.
“Kami mohon protokol kesehatannya ditaati,” tegas Djumadi.
Selanjutnya kepada seluruh pengusaha Kafe Karaoke diminta agar tutup sementara
selama pandemic Covid-19 ini.
“Kita jumpai beberapa kafe masih buka, justru kesannya kucing-kucingan dengan petugas. Kami mohon kesadarannya untuk menutup kafe karaokenya dulu karena rawan menjadi lokasi penularan Covid-19,” pungkasnya.
Bertempat
di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blora, Hangrengga
Berlian, SH, MH, menyampaikan bahwa hingga hari ini pukul 10.00 WIB jumlah OTG
masih ada 117 orang yang dipantau, kemudian ODP ada 29 orang, dan PDP masih 3
orang yang diawasi.
“Sedangkan jumlah rapid-test reaktif kembali turun tinggal 98 orang. Sedangkan
kasus positif Covid-19 masih sama 30 kasus, dengan rincian 3 meninggal, 5
sembuh dan 22 dirawat. Jumlah ini bertahan lebih dari satu minggu, dan kita
berharap tidak bertambah lagi serta yang sembuh semakin banyak,” ucapnya.
Dengan
data itu, pihaknya tidak henti-hentinya mengajak seluruh masyarakat Blora untuk
terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi persebaran virus ini. Yakni dengan
cara mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah dan
meningkatkan imunitas tubuh.
“Selama pandemic ini, pelayanan hukum di Kejaksaan Negeri Blora tetap berjalan
sesuai protokol kesehatan. Untuk di bidang Tindak Pidana Umum dan Pidana
Khusus, sesuai dengan surat MA dan Kejaksaan Agung RI bisa dilakukan
persidangan secara daring,” tambahnya.
Sementara
itu, Direktur RSUD Blora, dr. Nugroho Adiwarso, Sp.OG mengatakan untuk saat ini
di rumah sakit yang ia pimpin masih ada 3 pasien di ruang isolasi. Sedangkan di
Klinik Bakti Padma masih ada 17 pasien positif Covid-19.
“Mudah mudahan swab nya nanti negative agar segera sembuh. Jika swabnya negative
dua kali berturut-turut nanti bisa dipulangkan. Saya mohon dengan sangat untuk
sabar. Jika belum negative dipulangkan atau memaksa pulang, bisa beresiko
menularkan kepada anggota keluarga lainnya. Mohon pasien untuk terus disupport,”
kata dr. Nugroho.
Selanjutnya,
pihaknya mengatakan bahwa hingga kini RSUD Blora belum menerapkan njam besuk
guna meminimaliris potensi penularan virus.
“Jangan ke rumah sakit dulu, kecuali jika akan berobat. Itu pun wajib
menggunakan masker. Jika tidak memakai masker tidak kami izinkan masuk rumah
sakit,” tegasnya.
Terakhir, Kepala Bidang Perhubungan Dinrumkimhub Blora, Drs. Bambang
Soegiyatno, MM, menambahkan bahwa pihaknya telah melaksanakan pemantauan arus
transportasi di Kabupaten Blora, yang hasilnya masih banyak dijumpai berbagai
pelanggaran.
“Kami minta agar masyarakat saat keluar rumah khususnya di jalan raya untuk
mematuhi aturan berlalu lintas, serta memakai masker, ini wajib. Kemarin kami
bawa 50 masker di satu titik sudah habis dalam waktu 30 menit karena masik
banyak yang belum bermasker,” terangnya.
Kemudian,
terkait pelayanan uji kendaraan bermotor yang mulai dilaksanakan sejak 8 Juni
2020 kemarin. Pihaknya memastikan bahwa seluruh peserta uji KIR ini bisa
memakai masker.
“Mulai minggu depan jika masih tidak memakai masker, akan kami suruh kembali.
Yang kedua adalah tidak boleh mengajak anggota keluarga baik istri maupun anak.
Agar tidak mengakibatkan penumpukan di ruang tunggu. Minimal hanya driver dan
satu awak kendaraan saja,” lanjut Drs. Bambang Soegiyatno. tim/moe/red
BLORA, transblora.co -. Perkembangan persebaran virus Corona di Kabupaten Blora terus dipantau dan didata oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19. Yang mana hari ini disampaikan oleh Wakapolres Blora, Kompol Drs. M Samdani, MH, mewakili Kapolres Blora selaku Wakil Ketua GTPP Covid-19 Kabuoaten Blora.
Dengan didampingi Direktur RSUD Cepu serta Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Wakapolres menyampaikan bahwa data kasus Covid-19 masih sama dan diharapkan tidak ada penambahan lagi, namun berharap tambah jumlah yang sembuh.
“Hingga pukul 13.00 WIB siang ini jumlah OTG masih ada 129, ODP 29, PDP masih ada 4 yang diawasi, dan rapid-test reaktif ada 122 orang. Untuk positif Covid-19 masih tetap 30 kasus, rinciannya 3 meninggal, 5 sembuh dan 22 masih dirawat. Untuk sebarannya bisa dilihat di website corona.blorakab.go.id,” ujar Wakapolres.
Menyikapi
data tersebut, Wakapolres mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung kebijakan
Pemkab Blora terkait pelaksanaan new normal dalam mencegah penularan Covid-19
dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
“Hindari kerumunan, jaga jarak, pakai masker ketika keluar dan cuci tangan
pakai sabun. Jangan lupa berdoa semoga pandemic Covid-19 ini segera berakhir,”
pungkasnya.
Selanjutnya, Direktur RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, dr. Fatkhur Rokhim,
menyampaikan bahwa hingga kini masih ada 2 pasien yang dirawat di ruang isolasi
RSUD Cepu. Yang mana keduanya adalah kasus kebidanan.
“Pasien pertama adalah kasus kebidanan (ibu hamil) yang mana hasil swab nya
menunjukkan positif Covid-19 sehingga belum boleh pulang dan tetap dirawat di
rumah sakit. Sedangkan pasien kedua adalah perempuan yang hasil rapid-test nya
reaktif, akan ditindaklanjuti dengan pengambilan swab untuk memastikan apakah
positif Covid-19 atau tidak,” ucap dr. Fatkhur.
Adapun
secara kumulatif sejak akhir Maret hingga saat ini sudah ada 48 pasien di ruang
isolasi, ada yang berstatus ODP, PDP dan positif Covid-19.
“Dari 48 pasien yang pernah kita rawat itu, ada juga yang meninggal namun
bukan karena Covid-19, melainkan karena
penyakit lain yang memang diderita oleh pasien,” lanjut dr. Fatkhur.
Pihaknya
mengajak seluruh masyarakat agar bisa mematuhi protokol kesehatan yang
disampaikan berulang kali oleh pemerintah sehingga bisa menekan penularan dan
persebaran Covid-19 di Kabupaten Blora.
Terakhir, Kepala Dinas PMD Kabupaten Blora, Hariyanto, SIP, M.Si menerangkan
bahwa pada pertengahan bulan Juni ini nanti akan dilaksanakan penyaluran
bantuan sosial dampak Covid-19 berupa BLT Dana Desa tahap kedua.
“Untuk tahap pertama sudah disalurkan dengan lancar pada pertengahan Mei
kemarin kepada 24.6973 KK (KPM), senilai total Rp.14.815.800.000,00, yang mana
per KK menerima Rp.600.000,00. Sedangkan untuk tahap kedua ini nanti akan dilakukan
Juni, yang mana Kades kami minta segera memperbaiki data pengajuan jika ada
masyarakatnya yang belum masuk melalui musdes melibatkan BPD, LKMD, para
pendamping dan tokoh masyarakat,” terang Hariyanto, SIP, M.Si.
Selanjutnya, sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan, pihaknya meminta agar pihak pemerintah desa bisa mengumumkan daftar penerima (KPM) di desanya masing-masing.
“Berdasarkan aturan yang baru dari Kementerian Desa, bulan pertama hingga ketiga besaran BLT Dana Desa sebesar Rp.600.000,00, sedangkan bulan keempat sampai bulan keenam besarannya Rp.300.000,00 per KPM,” ujarnya.
Sedangkan terkait penyaluran JPS Pemprov Jateng berupa paket sembako dari Gubernur Jawa Tengah, menurutnya di Blora ada 26 BUMDes yang ditunjuk sebagai penyedia sembako untuk JPS Pemprov Jateng tersebut. Adapun penyalurannya sudah dimulai kemarin.
Adapun peserta rapat adalah para Asisten, Staf Khusus Bupati, Staf Ahli Bupati,
para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat se Kabupaten Blora dan
stakeholder terkait seperti Kemenag, pelaku industri perhotelan, serta para
pengusaha.
Dalam rapat tersebut, Bupati mempersilahkan masing-masing OPD atau dinas teknis agar mulai menyusun teknis pelaksanaan tatanan normal baru sesuai bidangnya, yang disesuaikan dengan aturan protokol kesehatan agar tetap bisa produktif tanpa harus tertular atau terkena Covid-19.
“Saya rasa Blora ini sudah bisa dikenali darimana saja sumbernya Covid-19. Dari 35 ribu lebih pemudik yang datang di Blora bisa dikatakan semuanya sehat. Yang menyebabkan Covid-19 justru dari kluster Temboro dan Perumda. Keduanya saat ini sudah bisa dikendalikan dalam artian penularannya sudah terhenti. Sehingga saya putuskan untuk pelan-pelan mulai menyusun konsep new normal,” ucap Bupati.
Menurut Bupati, masa transisi menuju new normal ini sudah dimulai dengan masuknya kembali seluruh ASN di Kabupaten Blora untuk bekerja di kantor dengan menerapkan protokol kesehatan, sudah tidak ada work from home (WFH) lagi.
“Selanjutnya
saya minta agar tempat ibadah baik masjid maupun gereja, dan tempat ibadah
lainnya bisa segera dibuka dengan mematuhi protokol kesehatan. Atur jarak
ketika beribadah, misalnya saat sholat, imam tidak usah meminta untuk
merapatkan barisan, melainkan mengatur jaraknya. Saat ini keselamatan menjadi
yang utama, karena new normal bukan berarti Covid-19 selesai,”lanjut Bupati.
Untuk sektor pendidikan, Bupati meminta Dinas Pendidikan melakukan evaluasi dan
menyusun teknis penyelenggaraan sekolah jika memang memungkinkan mulai masuk.
Namun menurutnya untuk saat ini jangan masuk dahulu.
“Begitu juga dengan hiburan pesta pernikahan, seperti dangdut, musik, dan
pertunjukan seni budaya lainnya. Jangan diizinkan dulu, kita lihat perkembangan
terlebih dahulu karena mengaturnya ini susah. Memang banyak seniman yang
nganggur, namun saya belum berani memutuskan untuk iya, kita tunggu bulan depan
saja,” kata Bupati.
Kalau pariwisata menurut Bupati boleh dibuka namun yang sifatnya individu, bukan wisata rombongan. Dinporabudpar diminta untuk mengumpulkan pengelola pariwisata terlebih dahulu untuk menentukan mana-mana saja yang boleh dibuka dan mana yang belum.
Tetapi
untuk bidang olahraga, Bupati mengizinkan agar tempat-tempat olahraga kembali
dibuka namun juga dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Saat seperti ini olahraga justru penting untuk menjaga kesehatan. Silahkan GOR
dibuka, tenis juga bisa. Asalkan jangan sampai menggelar event atau turnamen
olahraga yang menimbulkan banyak kerumunan, belum boleh itu,” terangnya.
Lalu
tentang aktifitas ekonomi baik di pasar tradisional maupun pasar hewan, menurut
Bupati harus mulai dibuka dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti
wajib pakai masker, jaga jarak dan disediakan tempat cuci tangan pakai sabun.
“Kemarin memang pasar hewan yang ada di Pasar Pon Blora dan Pasar Pahingan
Randublatung kita tutup karena ada kekhawatiran menjadi tempat persebaran virus
mengingat banyak pedagang hewan yang berasal dari luar kota Blora. Namun saat
ini kami minta Dindagkop UKM untuk mempersiapkan pembukaannya kembali, juga
dengan menerapkan protokol kesehatan, wajib ini,” tambah Bupati.
Sementara
itu, Kepala Dindagkop UKM Blora, Sarmidi, SP, MM, menyampaikan bahwa pihaknya
sudah membuat perencanaan pembukaan kembali pasar hewan pada tanggal 16 Juni
2020 mendatang.
“Jika memang diizinkan Bapak Bupati selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19, maka akan kami buka yang rencananya mulai 16 Juni
mendatang di Pasar Pon. Pemberlakukan protokol kesehatan juga diterapkan, jadi
16 Juni nanti sekaligus untuk simulasi perdana,” papar Sarmidi.
Disisi lain, Kepala Dinporabudpar Kabupaten Blora, Slamet Pamudji, SH, M.Hum, menyampaikan bahwa pihaknya telah banyak mendapat masukan dari para seniman agar diupayakan bisa kembali pentas. Namun belum berani memastikan kapan boleh pentasnya karena kondisi pandemic Covid-19 di Blora belum selesai.
“Ini memang sulit, apalagi mengatur pertunjukan seni budaya yang aksinya sering terjadi kontak fisik seperti kethoprak, barongan dan sebagainya. Kalaupun kita batasi, harus dibuatkan regulasi teknis yang jelas. Olahraga pun yang diperbolehkan baru olahraga yang sifatnya individu, event olahraga belum boleh. Misal bersepeda kalau individu boleh, namun kalau event sepeda santai ya belum,” terang Slamet Pamudji.
BLORA,
transblora.co - Bupati
Djoko Nugroho pada Jumat pagi (22/5/2020) melakukan peninjauan kegiatan
rapid-test massal yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blora di pusat
perbelanjaan. Titik yang ditinjau Bupati ada Swalayan LUWES di Jl. Pemuda Kota
Blora.Bupati Blora Djoko Nugroho memberikan semangat kepada peserta test rapir
Setibanya di lokasi, Bupati menyaksikan langsung proses rapid-test yang
dilakukan petugas Dinas Kesehatan terhadap karyawan/karyawati swalayan berikut
para pengunjungnya. Bupati senang melihat antusias peserta yang bersedia
meluangkan waktunya untuk mengantri, mengikuti rapid-test.
Dengan menggunakan masker dan kaus tangan, Bupati berkeliling berdialog dengan
sejumlah peserta rapid-test yang sedang mengantri. Turut hadir Plt. Kepala
Dinas Kesehatan Lilik Hernanto, dan sejumlah OPD terkait yang tergabung dalam
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora.
“Alhamdulillah masyarakat antusias untuk mengikuti rapid-test massal ini.
Terimakasih sudah berkenan meluangkan waktu belanjanya untuk diperiksa. Ini
sebagai wujud nyata upaya GTPP Covid-19 Kabupaten Blora dalam rangka deteksi dini,
agar bisa segera ditangani jika ada terpapar,” ucap Bupati.
Bupati
mengatakan bahwa kegiatan rapid-test massal seperti ini tidak hanya dilakukan
di pusat perbelanjaan, namun juga di pasar tradisional.
“Tidak hanya di LUWES, rapid-test massal hari ini juga dilakukan Dinas
Kesehatan di Pasar Sido Makmur Blora, Pasar Beras Cepu dan Bravo Cepu. Setelah
itu, kami minta besok sore lanjut di Alun-alun Blora, karena setiap sore banyak
pedagang takjil,” lanjut Bupati.
Tidak menutup kemungkinan, kegiatan ini kedepan akan diperluas di masing-masing
eks kawedanan se Kabupaten Blora, seperti Ngawen, Randublatung dan Cepu.
Siti Umaroh, salah satu pengunjung swalayan mengaku senang ada kegiatan
rapid-test massal. Dirinya pun ikut mengantri untuk diambil darahnya.
“Mau belanja, ternyata di depan ada pemeriksaan rapid-test gratis. Jadi saya
ikut. Tadi awalnya diperiksa suhu badan dulu dengan thermalgun, kemudian antri
untuk diambil sample darahnya. Semoga saja hasilnya negative, tadi dicatat juga
identitasnya agar nanti bisa dikabari hasilnya,” ungkap Siti Umaroh.
Adapun Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Lilik Hernanto, SKM, M.Kes, menerangkan
bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memperluas layanan masyarakat.
“Jika sebelumnya rapid-test hanya dilakukan di layanan kesehatan saja dan
digunakan untuk tracking kasus positif, maka kali ini kami perluas di tempat
fasilitas umum seperti pasar dan swalayan. Masing-masing lokasi kami bawakan
100 alat rapid-test untuk sampling,” ujar Lilik Hernanto.
Sementara itu, di tempat terpisah, Sekda Komang Gede Irawadi, SE, M.Si bersama
Asisten Sekda Bidang Administrasi, dr. Henny Indriyanti, M.Kes melakukan
peninjauan rapid-test massal di Pasar Sido Makmur Blora dan Pasar Beras Cepu.
“Setelah kami pantau langsung di lapangan tadi, rupanya para pedagang dan
masyarakat juga antusias. Ini menandakan bahwa kesadaran masyarakat untuk
deteksi dini persebaran virus sangat tinggi, kami apresiasi. Untuk hasilnya
kita masih menunggu nanti akan dikalkulasi oleh petugas dari Dinas Kesehatan.
Namun selama pantauan yang kami lakukan tadi belum ada yang reaktif,” ujar
Sekda Komang Gede Irawadi. Tim/Moe/Red